Situs Cagar Budaya Kauman-Plered dikenal sebagai Masjid Kauman Plered atau juga disebut sebagai Masjid Ngeksiganda. Dalam catatan kunjungan C.A. Lons (delegasi VOC) pada tahun 1733 menyebutkan masjid di Plered memiliki ukuran yang besar. Masih dapat terlihat atap masjid berbentuk persegi, ditopang 36 pilar kayu jati, memilliki 4 pintu masuk berupa 3 pintu di sisi timur dan 1 pintu di sisi barat. Ukuran masjid memiliki ruang yang luas, dikelilingi dinding setebal lebih dari 5 kaki (1,5 m.), terbuat dari batu bata persegi yang dicampur dengan batu putih. Bangunan masjid ini terhindar dari kebakaran pada tahun 1677 saat peristiwa penyerbuan keraton Plered, namun belum diperoleh catatan sejak kapan masjid ini berhenti digunakan. Objek yang signifikan pada Situs Cagar Budaya Kauman-Plered adalah 23 umpak batu andesit, balok batu andesit (ambang pintu/dorpel) di sisi utara, batu nisan makam ratu Labuhan (salah satu istri Amangkurat I), dan struktur sebagian tembok masjid sisi utara dan sisi barat (dengan bagian ruang mihrab). Situs Cagar Budaya Kauman-Plered mengandung tinggalan arkeologis yang memiliki konteks sejarah kerajaan Mataram Islam pertengahan abad ke-17 (periode ibukota di Plered masa pemerintahan Amangkurat I 1647–1677) dan menunjukkan nilai penting pada kegiatan proses pembangunan prasarana dan sarana untuk mendukung keberadaan ibukota Kerajaan Mataram Islam. Di situs ini terdapat sisa struktur bangunan masjid kerajaan yang mewakili karya kreatif yang khas karena satu-satunya bangunan masjid kerajaan yang memiliki jumlah 36 umpak berukuran besar.